Selasa, 10 April 2012

NYANYIAN SUKMA

Nyanyian Sukma

Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata;
sebuah lagu yang bernafas di dalam benih hatiku,

Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;
ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis
kainnya,
dan mengalirkan sayang, Namun bukan menyentuh
bibirku.

Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan
fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?

Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku

Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya
bintang-bintang bergemerlapan.

Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahsia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.

Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan ‘Cain’ atau ‘Esau’ manakah Yang
mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci, Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra
dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam,
Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyi Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani melagukan kidung suci
Tuhan?






(kahlil gibran)

Minggu, 08 April 2012

PUISI CINTA

Senandung Cinta

Jiwa yang terkapar nada rindu mengusik kalbu
Nyanyian yang tiada pernah tergores tinta
Nada kasih mengalir menembus sukma
Menyentuh batin mengalirkan sayang

Nyanyian yang tiada pernah tergores tinta
Sungguh...betapa segala resah mendesah
Bimbang mengguncang dalam ketidak-abadian
Untuk siapa nada ini kan menyapa

Di relung jiwa bersemayam segala rasa
Terhempas risau, melayang hilang
Menjelajah hati menjawab tanya
Hadir membayang dalam bayang-bayang
Getar ujung jemari kabarkan kehadirannya
Nyata terasa getaran dijiwa. Bening air mata, berkaca-kaca
Bak air telaga yang memantulkan gemerlap bintang

Sendu merayu ditengah heningnya malam
Bercengkrama bersama titik-titik embun
Membongkar dinginnya kabut rahasia
Hingga kebenaran, datang menjelang

Nada lahir dari ujung renungan
Mengalun bersama kesunyian
Menepis semua kebisingan
Mengalir diantara mimpi dan bayangan

Adalah cinta terbawa nyata diantara alunan nada
Rindu memecah sepi, lantang bergemuruh menderu
hati
Menabur mimpi, dalam hasrat menggebu di ujung
rindu
Dibalik nada-nada cinta, aku menemukanmu



(kahlil gibran)

Rabu, 04 April 2012

Penantianku sia-sia

Sudah sejak lama aku menunggumu disini, di tempat ini, dimana hanya engkau dan aku yang tahu. Hari demi hari terus berganti, tahun demi tahun pun berlalu, tanpa ada tanda untuk kedatanganmu.

Aku belum kalah dengan penantian ini, aku hanya sedikit resah dengan hati ini, tapi aku masih mampu tuk tak beranjak dari tempat ini, karna aku yakin suatu saat nanti kamu akan kembali.

Berharap dan terus berharap, menanti dan terus menanti dirimu yang tak pasti kapan kembali, lelah sudah ragaku ini lelah sudah hati ini. Ingin rasanya kutepis rindu ini, ingin ku musnahkan segala harap ini.

Dan kini, setelah penantian panjangku, akhirnya kau kembali, tapi sayang semua seprti sirna . Sejuta harapkupun sia-sia, karna ternyata kau tlah lupakan semua.