Jumat, 17 Februari 2012

Cerita hari ini

Pagi ini, kulihat cukup cerah.... Seperti biasa kupersipkan segala perlengkapan kerjaku, dan sepertinya sudah lengkap , jam sudah menunjuk pukul 08:00, segeralah ku keluarkan motor butut kesayanganku yang sejak semalam sudah menunggu di teras rumahku, dengan iringan senyum, kusapa sekumpulan ibu-ibu yang sedang asik bercengkrama di depan rumahku, entah apa yang mereka bicarakan, sepertinya mereka terlalu larut dalam buaian perbincangan yang mengasyikan.
Dengan sedikit tendangan keras kakiku ku hidupkan mesin renta yang tlah sekian lama setia menememani perjalananku, dengan suara khas nya yang mulai sedikit sendu, kupacu perlahan menuju tempat kerjaku.
Udara mulai terasa panas, sekumpula asap putih pun mulai sedikit ikut ambil bagian menghiasai setiap sudut jalan yang kulewati. Dari kejauhan ku lihat antrian panjang kendaraan di iringi nyanyian klakson saling bersahutan, yang rasanya tak cukup indah untuk kudengarkan.
Ini lah ibu kota kebanggaan (jakarta), yang indah, Lengkap dengan segala hiruk pikuk dan kesemrawutan.
Cukup lama kunikmati indahnya nyanyian jalanan, hingga akihrnya tibalah aku di suatu tempat yang sangat tak asing bagiku. Yach...!! Tempat kerjaku. Yang kian hari kian membebaniku. Yang kian hari kian menuntutku.
Dengan perlahan tapi pasti kulangkah kan kaki menuju ruang kerja ku, kuhempas bokongku di kursi putar yang mungkin sudah bosan sejak tadi menunggu. Ku buka satu persatu semua peralatanku. Ku siapkan selembar kertas dan mulailah kugores kan pencil 2B yang tinggal setengah, seperti biasa untuk temukan ide-ide gilaku. Tapi sayang ide hari ini sepertinya enggan untuk datang, mereka seakan tau akan kebosananku, mereka seakan mengerti akan ke galauan hatiku.
Kulirikan mataku pada sebuah jam dinding, tak terasa waktu makan siang tlah tiba, kuhenti sejenak segala aktivitasku, kuhela nafas panjang, pertanda akan kelelahan ku.
Aku bangkit dari tempat dudukku yang sedari tadi sudah jengah menanpung tubuhku. Ku ayun kakiku menuju sebuah kantin kecil yang tak jauh dari tempat kerjaku berharap bisa temukan sesuatu, sapa ramah pegawai kantin menyambutku, kupesan segelas minuman dan se mangkok mie, seperempat jam sudah aku menunggu, hanya minuman yang datang, rasa kesal ku pun mulai mengadu hati, sungguh antrian yang tak manusiawi, hingga selera makan pun mulai juga ikut hilang.
Dengan perasaan sedikit bergumam akhirnya aku kembali keruanganku. seperti biasa ku hempaskan lagi bokongku di kursi yang tak pernah lelah menemaniku.
Ku buang pandang mataku keluar, aku tersentak , redup mataku pun berubah terbelalak, tatkala kudapati di luar sana, sesosok tubuh indah berbalut pakaian sexi melintas di depan mata, aku coba tuk tak hirau tapi sayang pikiran lebih kuat mengajakku menatapnya. Sungguh suatu pemandangan yang tak menyehat akal pikiran. yang hampir setiap hari aku dapati, kulihat sekilas mereka terlihat seolah sempurna yang jarang bisa dimiliki lain, tapi sayang saat ku lihat lagi, kudapati mereka tak lebih dari hanya sebuah wadah penampung hasrat para lelaki, yang tak pernah akan puas dengan apa yang dimiliki. Yang tak pernah lagi peduli dengan hati.
Hingga terlitas pertanyaan di hatiku, apa yang sebenarnya mereka cari?, apa yang sebenarnya mereka ingini?, kepuasan?, kesenangan?, atau alasan yang sering ku dengar , demi sesuap nasi?, tapi ya sudahlah, semua itu ga penting, itu urusan mereka, mereka yang menikmati, tak ada hak untuk ku tahu , tak ada hak untuk kungerti , biarlah mereka dan Tuhan saja yang tau, biarlah mereka tentuakan jalan hidupnya sendiri.
Waktu terus berlalu hingga tibalah sore yang sejak tadi kutunggu, satu persatu ku rapikan kembali semua peralatan kerjaku, hari yang cukup melelahkan untukku, hari dimana aku tak temukan sesuatu yang berarti.
Dengan perasaan lesu, kembali kepacu lagi motor bututku menelusuri jalanan yang masih menunjukkan ketidak ramah tamahan pada setiap yang memijak menuju rumah kecil tercintaku, yang senantiasa setia mendengar keluh kesah ceritaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar